Selasa, 04 September 2012

HAKIKAT EVALUASI DAN KEBERHASILAN DAKWAH


HAKIKAT EVALUASI DAN KEBERHASILAN DAKWAH

A.    Persuasi Dakwah


Menurut Syeh Adam A., Dakwah adalah mengarahkan pandangan  dan akal manusia kepada kepercayaan yang berguna dan kebaikan yang bermanfaat. Dakwah juga kegiatan mengajak orang untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan yang hampir menjatuhkannya  atau dari kemaksiatan yang selalu mengelilinginya.
       Menurut ‘Abd al-Karim Z.,dakwah adalah mengajak kepada agama Allah, yaitu islam.
Menurut Muhammad Fathan dakwah adalah suatu peroses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar masuk bersedia ke jalan Allah (Sistem Islam). Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus-menerus oleh para pengemban dakwah dalam rangka mengubah mad’u  sesuai dengan tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan oleh islam.
Pada dasarnya dakwah itu bersifat  persuasif. Jika dalam berdakwah menggunakan metode ceramah, pembicara dapat menggunakan alat-alat psikologi berikut, agar menghasilkan kesan yang mendalam (Suwito K. dalam T.A Lathif  R.,1989:286-290), yaitu:
1.      Docere,yaitu meyakinkan audiensi dengan menerangkan, menjelaskan, dan membuktikan kebenaran isi pesan dakwah, serta menunjukkan tidak benarnya pendapat lain yang bertentangan.
2.      Permovere, yaitu cara menggerakan  perasaan dan kemauan audiensi dengan jalan directe pathetic, yakni dengan kekuatan perasaan dan keyakinannya,pembicara melahirkan kata hatinya dengan penuh semangat.
3.      Conciliar, yaitu cara menarik perhatian pendengar terhadap isi ceramah.
4.      Frapper Toujour, teknik persuasi yang artinya “pukul terus” ini merupakan cara yang telah teruji untuk menanamkan suatu pengertian atau paham yang mendalam.
5.      Simbolis, yaitu cara memberi gambaran tentang apa yang dimaksudkan dalam pesan ceramah dengan bahasa lambang.
6.      Sensasi, yaitu sesuatu yang dapat memaksa pendengar menaruh perhatian kepada pembicara.

B.     Metode dan Teknik dakwah 
1.      Metode Ceramah
2.      Metode Diskusi
3.      Metode Konseling
4.      Metode Karya Tulis
5.      Metode Pemberdayaan Masyarakat
6.      Metode Kelembagaan

C.    Media Dakwah 
1.      Media Auditif
2.      Media Visual
3.      Media Audiovisual

D.    Pesan Dakwah
1.      Ketauhidan atau Peng-Esaan Terhadap Allah
2.      Ma’rifatul Insan
3.      Ma’rifaturrasul
4.      Diennul Islam

  
E.     Hakikat Evaluasi dan Keberhasilan Dakwah

Untuk mengetahui hakikat keberhasilan dakwah yang sudah kita laksanakan maka kita lihat apakah ada tahap-tahap perubahan perilaku pada mad’u setelah kita menyesuiakan metode, media, dan pesan yang sesuai dengan karakter mad’u tersebut. Tahap-tahap perubahan perilaku seperti:

1.      Efek Kognitif

Setelah menerima pesan dakwah, mitra dakwah akan menyerap isi dakwah tersebut melalui proses berfikir. Efek  kognitif  ini bisa terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami dan dimengerti oleh mitra dakwah atau mad’u secara benar. Jadi, dengan menerima pesan dakwak, diharapkan mad’u mengubah cara berfikirnya tentang ajaran islam sesuai dengan pemahaman yang sebenarnya.

2.      Efek Afektif

Efek ini merupakan perubahan sikap mad’u setelah menerima pesan dakwah. Sikap adalah sama dengan proses belajar dengan 3 variabel sebagai penunjangnya, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

3.      Efek Bihavioral

Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan pola tingkah laku mad’u dalam merealisasikan pesan dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini muncul setelah melalui proses kognitif dan afektif.

  
·         Evaluasi keberhasilan dakwah

Setiap dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian dakwah sebagai kegiatan peningkatan iman seseorang atau kelompok. Ketika dakwah telah dilakukan oleh da’i dengan pendekatan, strategi, metode, pesan dan menggunakan media tertentu, maka akan timbul  respon dan efek pada mad’u.

Apa saja yang seharusnya dievaluasi dari pelaksanaan dakwah tidak lain adalah seluruh komponen dakwah yang dikaitkan dengan tujuan dakwah yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Evaluasi selalu menggunakan perencanaan yang berisi tujuan sebagai tolak ukurnya. Rousidi menetapkan hal-hal yang harus dievaluasi sebagai berikut (1) Penyajian pesan komunikasi, (2) Perhatian. Setelah pesan dakwah disajikan kepada mad’u. Apakah mad’u menaruh perhatian terhadap pesan dakwah. Tidak mungkin kita dapat memengaruhi orang jika mereka tidak menaruh perhatian terhadap isi pesan dakwah, (3) Pemahaman. Tidak mungkin kita dapat memengaruhi orang, jika mereka tidak memahami dan belum mengerti benar apa yang menjadi tujuan  da’i, (4) Tunduk pada pesan pembicara. Kepatuhan  kepada isi pesan pada dasarnya tidak akan terjadi, mana kala  belum meyakini kebenaran isi pesan dan keuntungan yang diharapkan dengan mematuhi isi pesan tersebut sekurang-kurangnya mereka dapat terhindar  dari kerugian yang mungkin akan menimpa mereka, (5) Penahanan dalam ingatan. Jika mad’u telah menaruh minat dan tunduk pada pesan dakwah, maka sejauh mana mereka menahan dalam ingatan mereka,(6) Tingkah laku. Pesan dakwah direalisasikan oleh mad’u bukan hanya jangka pendek  melainkan terus-menerus.

     
Yang dievaluasi adalah perilaku-perilaku individu yang sudah menerima pesan dakwah apakah ada perubahan perilaku yang sesuai dengan tuntunan islam dalam kesehariannya, lebih lanjut yang dievaluasi adalah keluarga atau sekelompok orang terus sampai kepada masyarakat hingga negara sesuai dengan ajaran islam dalam rangka menyelamatkan diri dari siksaan  di Akhirat. Itu keberhasilan secara umum karena hakikat dakwah adalah mengajak seseoarang untuk menjalankan ajaran islam  demi kebahagian di dunia dan akhirat. Secara spesifik keberhasilan dakwah tergantung pada Da’inya dengan kondisi yang ada, ada yang  merasa puas dengan banyaknya jamaah yang menjadi pengikutnya. Ada juga yang merasa dakwahnya berhasil karena mampu mendirikan lembaga-lembaga yang bersifat islami. Tak jarang juga seseorang merasa berhasil mana kala teman yang diajaknya mengikuti  kata-katanya. Memang semuanya tidak salah. Tapi kalau melihat  Dien Islam secara mendalam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dakwah yang berhasil ketika mampu mengubah seluruh asfek kehidupan dengan berpedoman pada Al- Qur’an dan sunnah. Berbagai asfek tersebut contohnya politik, ekonomi, hukum dan budaya. Dakwah yang berhasil itu mana kala terbentuknya Khilafah Islamiyah atau Negara Islam dengan Al-Qur’an sebagai UUnya. Saya fikir tidak berlebihan jika mengevaluasi dakwah sampai bermuara ke sana. Toh itu tidak bertentangan dengan hakikat dakwah itu sendiri. Jadi, jangan heran mana kala banyak golongan yang mempunyai cita-cita ke arah sana. Dari banyaknya golongan tersebut ada yang berjuang menegakkan Dien Islam dari bidang pendidikan, ada juga yang berkecimpung dalam politik  dan lain sebagainya. Merancang Negara Islam memang tak semudah membalikan telapak tangan karena sistem yang sudah ada memanglah bertolak belakang dengan sistem Islam khususnya di Indonesia. Namun kita tak boleh berputus asa yakinlah bahwa suatu saat Allah akan memenangkan orang-orang yang berjuang menegakkan Agama-Nya. Sejarah pastilah berulang seperti pada masa Nabi Muhammad SAW. Islam akan berjaya kembali. Mengapa keadaan sekarang khususnya di Indonesia tidaklah kondusif, hal tersebut untuk menyeleksi siapa yang beriman dan yang tidak. Yang beriman pastilah akan berdakwah sampai akhir hayat dengan segenap jiwa dan raga dan yang keimanannya hanya kamung plase “Islam KTP” mereka terlalu terlena dengan kehidupan duniawi sehingga menegakkan Dien Islam diabaikan       
      
KESIMPULAN
Dakwah akan lebih efektif mana kala kita mengetahui hakikat evaluasi dan keberhasilan dakwah. Semua tahapan dakwah yang sudah kita lakukan haruslah diukur keberhasilannya dengan mengevaluasi. Indikasi dakwah yang berhasil adalah adanya perubahan kognitif (pola fikir), Afektif (pola sikap) dan Behaviour (perilaku). Ketiga perubahan itu tentunya berkiblat pada Al-Qur’an dan Sunnah.           
  

DAFTAR PUSTAKA


Ali Azis, Muhamad. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Fathan, Muhammad. 2007. Dakwah tak Sekedar Kata. Bandung: Bina Biladi Press.
Maududi, Abdul A’la. 1982. Petunjuk Untuk Juru Dakwah. Jakarta: Media Dakwah.

1 komentar:

  1. Nama saya Aisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman asli, setelah itu saya telah scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzaninvestment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah Indonesia (IDR600.000.000) dalam waktu kurang dari 72 jam tanpa tekanan dan hanya 2% tingkat suku bunga.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga dapat menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus