HAKIKAT EVALUASI DAN KEBERHASILAN DAKWAH
A.
Persuasi Dakwah
Menurut Syeh
Adam A., Dakwah adalah mengarahkan pandangan
dan akal manusia kepada kepercayaan yang berguna dan kebaikan yang
bermanfaat. Dakwah juga kegiatan mengajak orang untuk menyelamatkan manusia
dari kesesatan yang hampir menjatuhkannya
atau dari kemaksiatan yang selalu mengelilinginya.
Menurut
‘Abd al-Karim Z.,dakwah adalah mengajak kepada agama Allah, yaitu islam.
Menurut
Muhammad Fathan dakwah adalah suatu peroses yang berkesinambungan yang
ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar masuk
bersedia ke jalan Allah (Sistem Islam). Suatu proses yang berkesinambungan
adalah suatu proses yang bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus-menerus oleh para
pengemban dakwah dalam rangka mengubah mad’u
sesuai dengan tujuan-tujuan yang sudah dirumuskan oleh islam.
Pada
dasarnya dakwah itu bersifat persuasif.
Jika dalam berdakwah menggunakan metode ceramah, pembicara dapat menggunakan
alat-alat psikologi berikut, agar menghasilkan kesan yang mendalam (Suwito K.
dalam T.A Lathif R.,1989:286-290),
yaitu:
1. Docere,yaitu meyakinkan audiensi dengan
menerangkan, menjelaskan, dan membuktikan kebenaran isi pesan dakwah, serta
menunjukkan tidak benarnya pendapat lain yang bertentangan.
2. Permovere, yaitu cara menggerakan perasaan dan kemauan audiensi dengan jalan directe pathetic, yakni dengan kekuatan perasaan dan keyakinannya,pembicara
melahirkan kata hatinya dengan penuh semangat.
3. Conciliar, yaitu cara menarik perhatian pendengar
terhadap isi ceramah.
4. Frapper Toujour, teknik persuasi yang artinya “pukul
terus” ini merupakan cara yang telah teruji untuk menanamkan suatu pengertian
atau paham yang mendalam.
5. Simbolis, yaitu cara memberi gambaran tentang apa
yang dimaksudkan dalam pesan ceramah dengan bahasa lambang.
6. Sensasi, yaitu sesuatu yang dapat memaksa
pendengar menaruh perhatian kepada pembicara.
B. Metode dan Teknik dakwah
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Konseling
4. Metode Karya Tulis
5. Metode Pemberdayaan Masyarakat
6. Metode Kelembagaan
C. Media Dakwah
1. Media Auditif
2. Media Visual
3. Media Audiovisual
D. Pesan Dakwah
1. Ketauhidan atau Peng-Esaan Terhadap Allah
2. Ma’rifatul Insan
3. Ma’rifaturrasul
4. Diennul Islam
E. Hakikat Evaluasi dan Keberhasilan Dakwah
Untuk mengetahui hakikat keberhasilan dakwah yang sudah kita laksanakan
maka kita lihat apakah ada tahap-tahap perubahan perilaku pada mad’u setelah
kita menyesuiakan metode, media, dan pesan yang sesuai dengan karakter mad’u
tersebut. Tahap-tahap perubahan perilaku seperti:
1. Efek Kognitif
Setelah menerima pesan dakwah, mitra dakwah akan menyerap isi dakwah
tersebut melalui proses berfikir. Efek
kognitif ini bisa terjadi apabila
ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami dan dimengerti oleh mitra
dakwah atau mad’u secara benar. Jadi, dengan menerima pesan dakwak, diharapkan
mad’u mengubah cara berfikirnya tentang ajaran islam sesuai dengan pemahaman
yang sebenarnya.
2. Efek Afektif
Efek ini merupakan perubahan sikap mad’u setelah menerima pesan dakwah.
Sikap adalah sama dengan proses belajar dengan 3 variabel sebagai penunjangnya,
yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.
3. Efek Bihavioral
Efek ini merupakan suatu bentuk efek
dakwah yang berkenaan dengan pola tingkah laku mad’u dalam merealisasikan pesan
dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini muncul setelah
melalui proses kognitif dan afektif.
·
Evaluasi keberhasilan dakwah
Setiap dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian dakwah
sebagai kegiatan peningkatan iman seseorang atau kelompok. Ketika dakwah telah
dilakukan oleh da’i dengan pendekatan, strategi, metode, pesan dan menggunakan
media tertentu, maka akan timbul respon
dan efek pada mad’u.
Apa saja yang seharusnya dievaluasi dari pelaksanaan dakwah
tidak lain adalah seluruh komponen dakwah yang dikaitkan dengan tujuan dakwah
yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Evaluasi selalu menggunakan
perencanaan yang berisi tujuan sebagai tolak ukurnya. Rousidi menetapkan
hal-hal yang harus dievaluasi sebagai berikut (1) Penyajian pesan komunikasi,
(2) Perhatian. Setelah pesan dakwah disajikan kepada mad’u. Apakah mad’u
menaruh perhatian terhadap pesan dakwah. Tidak mungkin kita dapat memengaruhi
orang jika mereka tidak menaruh perhatian terhadap isi pesan dakwah, (3)
Pemahaman. Tidak mungkin kita dapat memengaruhi orang, jika mereka tidak
memahami dan belum mengerti benar apa yang menjadi tujuan da’i, (4) Tunduk pada pesan pembicara.
Kepatuhan kepada isi pesan pada dasarnya
tidak akan terjadi, mana kala belum
meyakini kebenaran isi pesan dan keuntungan yang diharapkan dengan mematuhi isi
pesan tersebut sekurang-kurangnya mereka dapat terhindar dari kerugian yang mungkin akan menimpa
mereka, (5) Penahanan dalam ingatan. Jika mad’u telah menaruh minat dan tunduk
pada pesan dakwah, maka sejauh mana mereka menahan dalam ingatan mereka,(6)
Tingkah laku. Pesan dakwah direalisasikan oleh mad’u bukan hanya jangka
pendek melainkan terus-menerus.
Yang dievaluasi adalah perilaku-perilaku individu yang sudah
menerima pesan dakwah apakah ada perubahan perilaku yang sesuai dengan tuntunan
islam dalam kesehariannya, lebih lanjut yang dievaluasi adalah keluarga atau
sekelompok orang terus sampai kepada masyarakat hingga negara sesuai dengan
ajaran islam dalam rangka menyelamatkan diri dari siksaan di Akhirat. Itu keberhasilan secara umum karena hakikat
dakwah adalah mengajak seseoarang untuk menjalankan ajaran islam demi kebahagian di dunia dan akhirat. Secara
spesifik keberhasilan dakwah tergantung pada Da’inya dengan kondisi yang ada,
ada yang merasa puas dengan banyaknya
jamaah yang menjadi pengikutnya. Ada juga yang merasa dakwahnya berhasil karena
mampu mendirikan lembaga-lembaga yang bersifat islami. Tak jarang juga
seseorang merasa berhasil mana kala teman yang diajaknya mengikuti kata-katanya. Memang semuanya tidak salah.
Tapi kalau melihat Dien Islam secara
mendalam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dakwah yang berhasil ketika mampu
mengubah seluruh asfek kehidupan dengan berpedoman pada Al- Qur’an dan sunnah. Berbagai
asfek tersebut contohnya politik, ekonomi, hukum dan budaya. Dakwah yang
berhasil itu mana kala terbentuknya Khilafah Islamiyah atau Negara Islam dengan
Al-Qur’an sebagai UUnya. Saya fikir tidak berlebihan jika mengevaluasi dakwah
sampai bermuara ke sana. Toh itu tidak bertentangan dengan hakikat dakwah itu
sendiri. Jadi, jangan heran mana kala banyak golongan yang mempunyai cita-cita
ke arah sana. Dari banyaknya golongan tersebut ada yang berjuang menegakkan
Dien Islam dari bidang pendidikan, ada juga yang berkecimpung dalam
politik dan lain sebagainya. Merancang
Negara Islam memang tak semudah membalikan telapak tangan karena sistem yang
sudah ada memanglah bertolak belakang dengan sistem Islam khususnya di
Indonesia. Namun kita tak boleh berputus asa yakinlah bahwa suatu saat Allah akan
memenangkan orang-orang yang berjuang menegakkan Agama-Nya. Sejarah pastilah berulang
seperti pada masa Nabi Muhammad SAW. Islam akan berjaya kembali. Mengapa
keadaan sekarang khususnya di Indonesia tidaklah kondusif, hal tersebut untuk
menyeleksi siapa yang beriman dan yang tidak. Yang beriman pastilah akan
berdakwah sampai akhir hayat dengan segenap jiwa dan raga dan yang keimanannya
hanya kamung plase “Islam KTP” mereka terlalu terlena dengan kehidupan duniawi
sehingga menegakkan Dien Islam diabaikan
KESIMPULAN
Dakwah akan lebih efektif mana kala kita mengetahui hakikat evaluasi dan
keberhasilan dakwah. Semua tahapan dakwah yang sudah kita lakukan haruslah
diukur keberhasilannya dengan mengevaluasi. Indikasi dakwah yang berhasil
adalah adanya perubahan kognitif (pola fikir), Afektif (pola sikap) dan
Behaviour (perilaku). Ketiga perubahan itu tentunya berkiblat pada Al-Qur’an dan
Sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Azis, Muhamad. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Fathan, Muhammad. 2007. Dakwah tak Sekedar Kata. Bandung: Bina
Biladi Press.
Maududi, Abdul A’la. 1982. Petunjuk Untuk Juru Dakwah. Jakarta:
Media Dakwah.
Nama saya Aisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
BalasHapusSaya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman asli, setelah itu saya telah scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzaninvestment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah Indonesia (IDR600.000.000) dalam waktu kurang dari 72 jam tanpa tekanan dan hanya 2% tingkat suku bunga.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga dapat menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut